Jumat, 22 Maret 2013

Agama Dan Kepercayaan Di Timor Leste




      Masyarakat Timor Leste juga memiliki kepercayaan akan adanya Yang Maha Kuasa, yang menguasai segala sesuatu di dunia dan diluar dunia. Dengan perkataan lain orang Dili sudah mempunyai kepercayan atau agama sejak dahulu. Yang membedakan Dili dengan daerah lain, yaitu Penduduk Distrik Dili merupakan masyarakat yang plural dan heterogen. Hal ini di sebabkan oleh banyaknnya pendatang yang menetap di Dili. Para pendatang itu tidak hanya berasal dari berbagai daerah Timor Leste melainkan juga dari luar Timor Leste yaitu dari luar negeri seperti Indonesia, Australia, Portugal, China dan lain-lain. Mereka juga tidak hanya memeluk satu agama, tetapi masing-masing membawa agama yang berbeda. Meskipun demikian khatolik adalah merupakan agama mayoritas orang Dili dan Timor Leste secara keseluruhan terkecuali pendatang.

        Hanya bedanya kalau di Dili pengaruh adat-istiadatnya masih sangat berpengaruh, begitupun dengan kepercayaannya. Mereka masih mempunyai kepercayaan kepada Dewa Langit. Dewa ini diyakini sebagai pencipta alam semesta dan memelihara kehidupan di bumi.
Di samping itu masyarakatnya juga percaya akan adanya mahkluk halus yang mendiami tempat-tempat tertentu, seperti di pohon besar, batu besar, mata air atau sungai. Mahkluk halus itu ada yang baik adapula yang jahat. Yang baik dapat diminta bantuan, sedangkan yang jahat dapat mengganggu manusia. Untuk meminta bantuan atau membujuk mahkluk halus agar tidak mengganggu manusia, perlu diadakan upacara yang berupa doa dan sajian-sajian. Masyarakatnya juga percaya akan adanya roh nenek moyang yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, sehingga terdapat banyak upacara adat yang berhubungan dengan pemujaan roh nenek moyang.


BUDAYA DAN SENI


1. Seni Tari
Di Distrik Dili terdapat beberapa tarian daerah yang mempesona. Tarian-tarian tersebut antara lain : Tari Lorsa, Tari Simu Surik, Tari Boot, Tari Likurai, Tari Tebe-Tebe, dan Tari Folklore. Tari Likurai lebih popular sampai ditingkat nasional, tarian ini dilakukan untuk menyambut para prajurit yang baru pulang dari medan pertempuran dan juga untuk menyambut Tamu Agung yang datang. Selain itu jenis tari yang menonjol dan sangat digemari generasi muda di Dili adalah “ folklore “ yaitu bentuk tari pengaruh dari Portugal, yang telah merakyat di Dili.

2. Seni Sastra
Seni sastra yang berkembang didalam Masyarakat Dili dan Timor Leste umumnya dan masih dilestarikan sampai sekarang adalah kanunuk ( Pantun ), Dadolik ( Puisi ), Aknanoik ( Cerita ), Baitoa ( Nyanyian Sedih ). Jenis-jenis ini adalah sastra lisan yang dituturkan oleh seorang Makoa pada acara adat tertentu. Mengenai Kanunuk, ada berbagai macam jenisnya, diantaranya pantun yang menjadi bagian dari suatu tarian, adapula pantun yang untuk bersahut-sahutan yang dilakukan oleh para muda-mudi pada acara tertentu. Adapun Dadolik, adalah bentuk sastra yang bersifat sangat ritual, digunakan untuk memuja para leluhur. Aknanoik, adalah cerita rakyat yang dituturkan oleh Makoa atau oleh orang-orang tua. Cerita tersebut umumnya berisi mitos, kepercayaan, dan asal-usul nenek moyang masyarakat setempat.

3. Seni Kerajinan dan Industri kecil
Seni dan kerajinan industri kecil yang ada di Dili antara lain:
Gerabah, Marmer, Keramik, Kerajinan anyaman dari tari agel, aneka kerajinan dari daun pandan dan lontar, tenun ikat yang hasilnya disebut kain "Tais", aneka ukiran dari kayu dan lainnya.

4. Seni Suara
Bentuk seni musik yang paling kuno di distrik Dili adalah Maloi dan kore-metan. Maloi adalah nama suatu jenis nyanyian, yang diiring dengan alat musik Lakadou (alat musik yang di buat dari bambu). Dapat juga di iringi dengan alat musik kakeit(alat musik dari logam/bambu) yang dimainkan dengan mulut dan jari.
Yang terkenal hingga sekarang adalah "kore-metan". Sebenarnya "kore-metan" adalah nama upacara adat yang menandai selesainya masa berkabung bagi suatu keluarga selama 1 tahun sebagai masa berkabung karena salah seorang anggota keluarga dekat meninggal. "Kore" berarti melepaskan, "Metan" berarti hitam. Jadi "kore-metan" adalah upacara melepaskan kain hitam yang dipakai oleh sekelompok keluarga. Musik ini mula-mula adalah musik upacara adat dalam melepaskan kain hitam. Adalah suatu kepercayaan yang turun-temurun berlaku tidak hanya di Dili saja tetapi diseluruh Timor Leste bahwa apabila seseorang meninggal dunia, maka jiwanya belum dapat berpindah ke alam lain sebelum diadakan upacara pelepasan oleh keluarganya. Musik ini diiringi oleh alat musik seperti : biola, gitar, okolele, babadok bandolin dan tambur.

5. Permainan Rakyat
Permainan rakyat masyarakat Dili pada umumnya menyukai kuru-kuru (permainan dadu) dan sabung ayam adalah permainan tradisi dari zaman Nenek Moyang dulu sampai sekarang. Permainan ini dapat di jumpai di setiap desa, maupun kecamatan